Minggu, 06 Maret 2011

Dinasti Maurya


A. Chandragupta Maurya

Pada tahun 305 SM yang berkuasa di kawasan Asia Barat adalah Selecous Nicator (bekas kerajaan Iskandar Zulkarnain)dan yang berkuasa di wilayah magadha adalah Chandragupta pendiri dinasti Maurya.
Karena pasuka selecous kalah perang dengan pasukan Chandragupta maka ia harus menyerahkan daerah kekuasaannya kepada Chandragupta yang meliputi Kabul, Heart, Kandahar, serta Baluchistan dan sebagai gantinya Seleucos menerima 500 ekor gajah. Hubugan kedua penguasa ini semakin erat ketika terjadi hubungan perkawinan antara kedua keluarga tersebut dan secara politik terjadi pertukaran perutusan kenegaraan pada sekitar tahun 302 SM.
Ibukota kerajaan maghanda pada masa Chandragupta terletak di Pathiputra (di patna sekarang) yang terletak di tepian sungai gangga berbentuk jajaran genjang dengan ukuran sekitar 14 km. menurut penuturan Megastenes (Duta yang di kirim oleh seleucos ke pataliputra) raja hidup dalam kemewahan namun tanpa ketenangan dan selalu pergi untuk menghindari maut yang dapat datang kapan saja. Para polisi rahasia maupun mata-mata di sebarkan untuk melindungi sang raja. Konon kekuatan angkatan perangnya mencapai 600.000 orang, yang tergabung dalam tentara gajah, kereta perang kavaltri maupun infantry.
System pemerintahannya membagi kerajaan menjadi 3 propinsi yang masing-masing di kepalai oleh raja muda yang biasanya merupakan anggota keluarga. Ketiga propinsi itu masing-masing berpusat di taksasila,, ujjain dan tosali.penmerintahan sipil bersifat birokratis dan sehari-hari raja di Bantu oleh para Menteriyang menjabat berbagai Fortopolio. System keundang-undangan serta hukum di pelihara menurut tradisi lisan karena tidak di kenal hukum tulisan dan hukum yang di terapkan sangat mengerikan misalnya hukuman mati bagi yang bagi siapa saja yang melakukan kejahatan. Arus perdagangan denagn negara luar sangat ramai terutama dengan tiongkok, yunani, romawi maupun Mesopotamia.mengenai kehidupan keagamaan, masyarakat beragama Hindu memuja Heracles (kreshna/kereta perang arjuna dan sekaligus raja di yadava), Dionysus (dewa siwa), dan Zeus (dewa Indra).
Magastenes menyakan bahawa system kasta merupakan system social yang di pegang kuat dan ia membaginya menjadi tujuh kelompok dalam pelapisan social yaitu: kaum filsuf dan brahmana, kaum petani, kaum pengembala dan pemburu, para tukang, para tentara, pegawai sipil, dan anggota dewan kerajaan.
Gambaran tentang masyarakat kerajaan magandha berakhir dengan berakhirnya riwayat sang raja, chandragupta maurya yang wafat pada tahun 289 SM setelah ia mengundurkan diri dari urusan politik dan menjadi biku agama jina lalu bertapa di savanna begola di sanalah ia di kabarkan wafat karena bunuh diri. Selanjutnya kerajaan ini di pinpin oleh puteranya yang bernama Bindusara yang berhasil melakukan hubungan dipllomatik dengan beberapa Negara asing seperti kerajaan Antiochia di Siria maupun Alexandria di Mesir. Dia juga di juluki Amitraghata atau sang penakluk karena ia berhasil menaklukkan daerah baru dan memasukkannya ke daerah magadha.

B. Masa Asoka

Dalam tahun 273 SM Asoka menerima mahkota kerajaan Maghanda
dari ayahnya, Bindusara. Pada tahun 261 SM Asoka bertekat untuk membulatkan kerajaan dengan jalan menaklukkan kalingga atau Orissa yang terletak di teluk benggala dan merupakan Negara merdeka yang belum di kuasai oleh Negara lain. Dan dalam pertempuran perebutan wialyah itu, menurut yang tercatat pada pertilisan maupun batu karang yang di keluarkan oleh Asoka, di katakana bahwa 125 orang di tawan, 100.000 orang mati terbunuh dan berlipat ganda dari semua itu musnah. Tindakan yang di lakukan asoka tersebut telah membuat proses pemersatuan India itu meruapkan ambisi dari sang raja yang ingin berkuasa dengan segala kekejaman. Hingga pada suatu saat sang raja terpengaruh oleh kebijaksanaan seorang pendeta agama budha yang bernama Upagupta sehingga raja berubah menjadi orang bijak serta belas kasihan terhadap sesama. Asoka memasuki salah satu aliran budhadan menjadi seorang biku dan bertekat mengembangkan ajaran budha ke seluruh penjuru daerah kekuasaannya.
Pada masa pemerintahan asoka sebuah muktamar besar agama budha di selenggarakan di pataliputra yang di laksanakan selama sembilan bulan dan di dalam sejarah di kenal sebagai muktamar yang ke-3 pada tahun 244 SM. Asoka adalah raja pertama di dunia yang mengutuk perperangan sebagai alat politik yang kejam dan ia pun memasuki biara da hidup sebagai petapa (tahun 233 SM). Raja meninggal sebagai petapa pada tahun 232 SM. Masa pemerintahannya hamper tak ada bandingannya dalam mutu sepanjang sejarah India. Pemerintahannya selama 40 tahun tela menjadikan budha sebagai Mazhab setempat dan sebagai agama resmi Negara. Tiadak ada informasi yang jelas tentang siapa penggantinya namun dinasti maurya berakhir pada tahun 185 SM dan di gantikan oleh kemunculan dinasti baru yaitu dinasti Sungha.

Isi di kutip dari beberapa sumber yang telah melalui proses pengeditan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

jangan lupa komentar ya